KARBOHIDRAT 
 Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila di hidrolisa. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan dari senyawa ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan karbon hidrat dan memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan oksigen 1:2:1, misal D-glukosa rumus empiris C6H12O6 
 Karbohidrat dapat diperoleh dari bahan pangan hewani dan nabati.  Pada kehidupan sehari-hari terutama dipenuhi oleh bahan makanan asal tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuhan karbohidrat terutama dibentuk oleh reaksi dari CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil.
                                                                                                                                                                           
Karbohidrat yang hanya terdapat dalam makanan asal tumbuhan atau nabati yang tidak terdapat pada hewan adalah serat. Serat banyak terdapat pada biji-bijian dan padi-padian seperti beras, jagung dan gandum. Serat sangat dianjurkan untuk konsumsi makan manusia terutama untuk diet. Secara garis besar ada tiga kelas besar karbohidrat, yaitu: monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Polisakarida dan oligosakarida dapat dihidrolisis secara sempurna menjadi monosakarida
Monosakarida
       Monosakarida adalah suatu polihidroksi aldehida atau polihidroksi
 keton dengan rumus empiris (CH2O)n. Tata nama monosakarida tergantung 
pada jumlah atom karbon. Misal: C berjumlah tiga Triosa, C berjumlah 
empat Tetrosa, C berjumlah 5 Pentosa, C berjumlah 6 Heksosa, C berjumlah
 7 Heptosa (Page, 1985).
       Menurut Lehninger kerangka monosakarida adalah rantai karbon 
berikatan tunggal yang tidak bercabang.  Satu diantara atom C berikatan 
ganda dengan satu atom O membentuk gugus karbonil dan masing-masing 
rantai C lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil 
berada pada ujung rantai  C maka disebut aldehida atau aldosa. Jika 
berada pada posisi lain disebut ketosa. Monosakarida paling sederhana 
adalah gliseraldehid atau aldosa dan dihidroksiaseton atau ketosa. 
Golongan heksosa yang banyak dijumpai di alam adalah aldoheksosa atau 
D-glukosa dan ketoheksosa atau D-fruktosa. 
Glukosa
 merupakan gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh  dikenal pula 
dengan nama gula fisiologis atau dekstrosa. Bentuk glukosa jadi terdapat
 di alam pada buah-buahan, jagung manis, sejumlah akar dan madu. 
Fruktosa merupakan gula termanis dari semua gula, dikenal pula dengan 
nama levulosa dan merupakan hasil hidrolisa dari sukrosa yang di dalam 
hati perubahannya menjadi glukosa yang dapat dioksidasi sempurna menjadi
 energi. 
Galaktosa
 tidak ditemui bebas di alam tetapi merupakan hidrolisis dari laktosa 
dan melalui metabolisme akan diubah menjadi glukosa yang akan memasuki 
siklus Kreb's untuk menghasilkan energy.
 
Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat yang mempunyai  dua sampai sepuluh 
monosakarida atau polimer dengan derajat polimerisasi dua sampai 
sepuluh.  Oligosakarida yang mempunyai dua molekul monosakarida disebut 
disakarida dan tiga molekul disebut triosa. 
Oligosakarida
 yang paling banyak dibahas adalah disakarida, yaitu sukrosa, laktosa 
dan maltosa. Sukrosa atau sakarosa atau gula tebu terdiri dari molekul 
glukosa dan fruktosa, laktosa atau gula susu terdiri dari glukosa dan 
galaktosa dan maltosa atau gula buah terdiri dari dua 
 
       Pada kebanyakan disakarida ikatan kimia yang menggabungkan kedua 
unit monosakarida disebut ikatan glikosida dan dibentuk jika gugus 
karboksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon  anomer pada gula 
kedu.
 
       Sukrosa. Sukrosa  adalah disakarida yang terdapat dalam tebu dan 
mempunyai peranan yang penting. Sukrosa selain didapat dari tebu juga 
terdapat pada bit, siwalan dan kelapa kopyor. Untuk industri makanan 
sukrosa biasanya disediakan dalam bentuk kristal halus dan kasar yang 
sebagian besar dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). 
Pada
 pembuatan sirup sukrosa dilarutkan dalam air dan dipanaskan sehingga 
sebagian terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang biasa disebut gula 
invert. Sukrosa mempunyai sifat daya larut yang tinggi dan dipasaran 
dijual dalam berbagai bentuk jenis gula dengan ukuran partikel dan 
kemurnian yang beragam. Pada ukuran kristal normal terdapat kemurnian 
yang tinggi, ukuran kristal menengah (gula castor) atau gula halus 
biasanya ditambahkan pati. Bentuk produk gula yang lain adalah gula 
merah, sirup emas, treacle dan tetes yang tingkat kemurnianannya 
berturut-turut semakin rendah dengan adanya zat bukan sukrosa yang 
semakin tinggi. Di dalam proses pencernaan sukrosa akan diubah menjadi 
fruktosa dan glukosa. 
       Laktosa. 
Laktosa
 adalah disakarida yang banyak terdapat pada susu. Pada susu kandungan 
normal laktosa 4,8 sampai 5,2 % berupa laktosa monohidrat. Selain 
laktosa susu juga mengandung karbohidrat yang lain dalam jumlah kecil 
berupa glukosa, galaktosa dan oligosakarida. Laktosa merupakan gula 
reduksi  yang mengandung gugus aldehid pada residu glukosa. Pada susu 
ada dua jenis laktosa yaitu alfa-laktosa dan beta-laktosa. Laktosa 
dibuat pada kelenjar susu yang pada akhir prosesnya terbentuk dari 
D-galaktosa dan D-glukosa dengan berfungsinya enzim 
galaktosiltransferase dan alfa-laktalbumin dengan adanya aksi dari 
modifikasi enzim. Laktosa pada produk susu sangat penting terutama 
berfungsi sebagai substrat fermentasi, dengan adanya enzim 
beta-D-galaktosidase (Laktase) laktosa akan dihidrolisa menjadi glukosa 
dan galaktosa. Pada beberapa bangsa manusia tidak dapat toleran terhadap
 laktosa karena kurangnya enzim laktase pada mukosa usus yang biasa 
disebut laktosa intoleransi. Dalam kondisi ini maka akan mengakibatkan 
gangguan gastrointestinal seperti mencret, terutama pada bangsa Asia, 
Afrika dan Indian Amerika.
       Maltosa. Maltosa atau gula biji tidak ditemui di alam tetapi 
dapat dihasilkan dari pencernaan pati dengan bantuan enzim diastase dan 
terdapat didalam biji-bijian yang dibuat kecambah.
Polisakarida       
 
       Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang 
berupa rantai lurus dan bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh 
enzim-enzim tertentu dan diantaranya dihasilkan oligosakarida. Pada 
bahan makanan ada dua macam polisakarida yaitu polisakarida yang 
berfungsi sebagai penguat tekstur (struktural)  seperti selulosa, 
hemiselulosa, pektin dan lignin atau yang disebut serat, dan 
polisakarida sumber energi seperti pati, dekstrin, glikogen dan fruktan.
       Pati.
 Pati
 merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh tanaman yang mengandung 
unit-unit D-glukosa.  Terdapat dengan jumlah yang banyak pada golongan 
umbi-umbian (kentang),  biji-bijian (jagung) dan padi-padian (padi) juga
  dijumpai pada semua sel tanaman. Pati terbagi menjadi dua golongan 
yaitu amilopektin dan amilosa. Pati merupakan KH sumber energi untuk 
tubuh dan dapat dipisahkan menjadi dua golongan (fraksi) dengan 
menggunakan air panas. Amilosa merupakan fraksi terlarut dan amilopektin
 merupakan fraksi tidak terlarut. 
Amilosa
 merupakan polisakarida dengan struktur lurus dengan ikatan 
alfa-(1,4)-D-glukosa dan  amilopektin mempunyai struktur bercabang 
dengan ikatan alfa-(1,4)-D-glukosa sebanyak 4 - 5 % dari berat total
       Glikogen.  Glikogen merupakan sumber polisakarida utama pada sel 
hewan dan banyak terdapat pada hati, glikogen juga terdapat pada otot 
kerangka. Glikogen mempunyai struktur mirip amilopektin tetapi lebih 
banyak mempunyai cabang dan kompak. Pada perkembangannya ternyata 
terdapat senyawa yang mirip glikogen yang terdapat pada kapang, khamir 
dan bakteria. Glikogen ternyata juga dapat diisolasi dari benih jagung 
sweet corn. Amilopektin hanya mempunyai kira-kira 6 cabang tetapi 
glikogen mempunyai 20 sampai 30 cabang yang pendek dan rapat. Glikogen 
bersifat larut dalam air tidak seperti pati nabati dan mempunyai BM 
sekitar 5 juta, sehingga merupakan molekul terbesar di alam yang larut 
dalam air. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa glikogen merupakan cadangan
 energi yang disimpan dalam hati dan oleh asam atau enzim fosforilase 
akan diubah menjadi glukosa pada proses metabolisme. 
Dalam
 saluran pencernaan glikogen akan dihidrolisis oleh enzim amilase yang 
berasal dari air liur dan pancreas.
 
Selulosa. Selulosa termasuk KH struktural pembentuk struktur pada 
dinding sel tanaman. Selulosa merupakan polimer berantai lurus seperti 
amilosa dengan struktur polimer beta-(1 -->4). Selulosa merupakan 
senyawa seprti serabut, liat tidak larut dalam air  dan ditemukan pada 
dinding pelindung tumbuhan terutama pada tangkai, dahan, batang dan 
semua jaringan berkayu. Struktur selulosa dengan dengan konformasi 
berbeda tampak pada gambar 5. Selulosa dengan adanya enzim selobiase 
akan terhidrolisis menghasilkan 2 molekul glukosa dari ujung rantai 
sehingga terbentuk selobiosa [beta-(1,4)-G-G.Suatu turunan selulosa yang
 dipakai dalam industri makanan adalac Carboxylmethyl cellulose (CMC) 
yang digunakan untuk mendapatkan tekstur yang baik pada produk pangan. 
Misal pada pembuatan es krim CMC akan memperbaiki tekstur dan kristal 
laktosa yang terbentuk akan lebih halus.
       Hemiselulosa. 
Hemiselulosa
 mempunyai derajat polimerisasi lebih rendah dan mudah larut dalam 
alkali dan sukar larut dalam asam dibanding selulosa. Hemiselulosa jika 
dihidrolisis akan menghasilkan D-xilosa, pentosa dan heksosa lain.
 
       Pektin. Pektin terdapat pada dinding sel primer tanaman khususnya
 diantara sela-sela selulosa dan hemi selulosa. Pektin juga berfungsi 
sebagai bahan perekat pada dinding tanaman. Senyawa pektin merupakan 
polimer dari asam D-galakturonat (merupakan turunan dari galaktosa) yang
 dihubungkan dengan ikatan beta-(1,4)-glukosida. Pada umumnya 
senyawa-senyawa dari pektin diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
 asam pektat, asam pektinat (pektin) dan protopektin. Protopektin banyak
 terdapat pada jaringan tanaman yang masih muda. Protopektin, pektin dan
 asam pektat juga terdapat pada buah dan jumlahnya tergantung pada 
tingkat pematangan buah tersebut.
Kegunaan serat untuk manusia
       Serat atau dietary fiber merupakan komponen dari jaringan tanaman
 yang tahan terhadap hidrolisis oleh enzim dalam lambung dan usus kecil.
 Serat banyak terdapat pada makanan nabati terutama penyususn pada 
dinding sel berbagai sayuran dan buah-buahan. 
Secara
 kimiawi serat merupakan KH berupa polisakarida seperti selulosa, 
hemiselulosa dan pektin juga non KH seperti lignin, gum dan musilase. 
Serat yang larut dalam air adalah gum, pektin dan musilase sedang yang 
tidak larut adalah selulose dan lignin. Padi-padian dan kacang-kacangan 
banyak mengandung gum, buah-buahan banyak mengandung pektin dan 
sayur-sayuran sumber utama selulosa.
 
       Serat dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol
 jahat) dan menurunkan respon hiperglikemik (menekan kenaikkan gula 
darah sesudah makan). Hal ini terbukti dengan digunakannya bekatul dalam
 suatu diet dapat menurunkan kadar kolesterol sampai 19% dan LDL turun 
22% dalam 21 hari. Juga dengan penambahan berbagai biji-bijian berserat 
dalam suatu diet dapat menurunkan kolesterol 20 sampai 30%. Diantara 
beberapa penelitian ternyata serat bekatul  mempunyai efek 
hipokolesterolemik yang sangat baik, karena secara selektif dapat 
mempengaruhi LDL  tetapi tidak berpengaruh terhadap VLDL dan HDL 
(kolesterol baik). Serat bekatul juga dapat menurunkan kebutuhan insulin
 dalam suatu diet  25 sampai 50%  sehingga dapat digunakan untuk pasien 
diabetes melitus.  Fenomena ini belum jelas benar dalam mekanisme pada 
organ pencernaan.
 Hanya
 diperkirakan bahwa serat bekatul sukar dicerna, sehingga memperlambat 
pengosongan perut yang akan mempertahankan rasa kenyang. Selain itu juga
 akan meningkatkan gerakan peristaltik usus sehingga penyerapan 
kolesterol usus akan terganggu dan ekskresi asam empedu akan lebih 
besar. Asam empedu dibuat  dari kolesterol dalam hati, dengan 
meningkatnya ekskresi  asam empedu kolesterol pun banyak yang diserap 
dalam darah dan dimetabolisme menjadi asam empedu. Asam empedu, sebagian
 kolesterol  dan lemak akan terserap oleh serat tersebut sehingga 
mencegah terjadinya penyerapan kembali dan senyawa tersebut dibuang 
melalui feses.
       Serat juga dapat mengurangi gejala penyakit diverticulitis 
(pembekakan keluar pada tempat tertentu di usus besar) terutama pada 
bagian depan (ascending dan menyilang). Pada akhirnya bagian usus besar 
itu akan menggembung, pecah dan terjadi infeksi. Pada penelitian serat 
pada serelia dengan diet tertentu secara efektif dapat menanggulangi 
penyakit ini. Dengan konsumsi diet ini maka feses akan lebih mudah 
menyerap air, menjadi lebih empuk dan halus, dan mudah di dorong keluar,
 sehingga mengurangi rasa kesakitan pada penderita diverticulitis. 
Sebaliknya dengan diet rendah serat feses akan menjadi keras dan kasar 
sehingga harus ditekan dengan kuat jika akan dikeluarkan. Tekanan yang 
kuat ini akan mengakibatkan tekanan yang kuat pula pada vena usus besar 
dan kaki, sehingga berakibat timbulnya penyakit hemarrhoid dan varicose.
 Fungsi
 Karbohidrat
Secara garis besar karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh 
tetapi karbohidrat juga mempunyai fungsi-fungsi lain sebagai berikut:
Sumber energi utama. Glukosa merupakan sumber utama energi siap pakai 
yang selalu ada tidak seperti lemak dimana cadangan lemak tidak langsung
 bisa digunakan sebagai sumber energi siap pakai. Pada darah hanya 
beredar sekitar 10 g glukosa atau 70 sampai 100 miligram glukosa per 100
 ml darah dan kadar ini harus dipertahankan konstan.
       Pengatur metabolisme lemak. KH mencegah terjadinya oksidasi lemak
 yang tidak sempurna. Bila energi tidak cukup tersedia maka akan 
meningkatkan katabolisme lemak sehingga terjadi akumulasi bahan-bahan 
keton yang berakibat meningkatkan keasaman darah atau Asidosis.
       Penghemat fungsi protein. Bila energi dari KH sumber makanan 
tidak tercukupi maka  protein akan dirombak untuk menghasilkan panas dan
 sejumlah energi. Padahal protein merupakan zat pembangun dan 
memperbaiki jaringan, sehingga kebutuhan KH harus dipenuhi dalam menu 
sehari-hari.
       Sumber utama energi otak dan susunan syaraf.
 Otak
 dan susunan syaraf menggunakan glukosa sebagai sumber energi, sehingga 
ketersediaan glukosa yang konstan harus tetap terjaga. Kekurangan 
glukosa dan oksigen akan mengakibatkan kerusakan otak/kelainan syraf 
yang tidak dapat diperbaiki.
       Simpanan karbohidrat sebagai glikogen. Tidak seperti cadangan 
lemak tubuh, glikogen merupakan cadangan KH yang siap pakai untuk 
menyediakan energi. Di dalam tubuh orang dewasa terdapat 365 g KH yang 
terdiri dari 355 g glikogen dan 10 g glukosa. Jumlah ini cukup untuk 
menyediakan energi untuk aktivitas selama 3 jam. 
       Pengatur Peristaltik usus dan pemberi muatan pada sisa makanan. 
Serat merupakan polisakarida yang sukar dicerna tetapi berperan pada 
fungsi peristaltik pada usus dan menyerap sisa-sisa makanan pada usus 
besar.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 

Posting Komentar